Pasta menawarkan gizi seimbang dengan indeks glikemik relatif rendah saat dimasak al dente.
Dimasak al dente, pasta umumnya memiliki indeks glikemik sekitar 40–50, membantu energi lebih stabil dan rasa kenyang lebih lama. Porsi 75–80 g pasta kering menghasilkan kira-kira 280–300 kkal dengan sekitar 10–12 g protein—cukup sebagai jangkar karbohidrat makan siang atau malam. Jika memilih pasta gandum utuh, seratnya bisa meningkat signifikan, mendukung kesehatan pencernaan. Ini memberi ruang kreatif untuk menambah sayur, protein tanpa lemak, dan minyak zaitun tanpa meledakkan kalori.
Pasta adalah kanvas rasa yang luar biasa fleksibel dan menyerap bumbu Nusantara dengan alami.
Struktur dan bentuk pasta—dari spaghetti hingga penne—membuatnya mampu ‘mengikat’ saus dan bumbu, dari tomat segar hingga sambal matah atau rica-rica. Kejujuran rasa bahan utama tetap bersinar, sementara tekstur al dente memberi kontras yang memuaskan dengan saus berempah. Hasilnya: hidangan yang terasa akrab di lidah Indonesia, namun tetap elegan dan modern. Dengan satu teknik dasar, Anda bisa berkeliling dunia rasa tanpa mengubah bahan pokoknya.
Pasta selaras dengan pola makan Mediterania yang terbukti menyehatkan jantung.
Uji klinis besar seperti PREDIMED menunjukkan pola makan Mediterania—di mana pasta sering menjadi sumber karbohidrat—dapat menurunkan risiko kejadian kardiovaskular utama sekitar 30%. Pasta memungkinkan kombinasi ideal: minyak zaitun, tomat, sayuran, kacang-kacangan, ikan—sinergi bahan yang didukung bukti. Ini bukan soal ‘karbo’ semata, melainkan kendaraan yang tepat untuk membawa lemak sehat, antioksidan, dan serat. Dengan pasta, transisi ke pola makan berbasis bahan segar terasa natural dan menyenangkan.
Pasta itu praktis, konsisten hasilnya, dan ramah stok dapur untuk makan terencana maupun spontan.
Pasta kering dapat disimpan 1–2 tahun di tempat kedap udara, sehingga selalu siap kapan pun diperlukan. Waktu masaknya singkat—umumnya 8–12 menit—dengan hasil yang konsisten sehingga mudah dikuasai bahkan oleh pemula. Porsi pun mudah dikendalikan: sekitar 80–100 g per orang dewasa sebagai patokan, meminimalkan pemborosan. Ini membuat pasta unggul untuk meal prep, masak sehari-hari, maupun jamuan mendadak tanpa kompromi pada kualitas.