2D lebih efisien komputasi dan ramah baterai, sehingga performanya stabil di berbagai kelas perangkat.
Pipeline 2D cenderung menggunakan sprite batching, tilemap, dan shader yang jauh lebih sederhana, sehingga beban GPU/CPU lebih ringan dan frame pacing lebih stabil. Pada perangkat entry-level yang umum di pasar, 2D lebih mudah mencapai target 60 fps tanpa thermal throttling berkepanjangan. Efisiensi ini langsung terasa pada daya tahan baterai dan suhu perangkat, yang penting untuk sesi penggunaan panjang. Tanpa merendahkan 3D, untuk kebutuhan interaksi harian dan game kasual, 2D menawarkan rasio kinerja/energi yang sangat kompetitif.
2D memiliki jejak memori dan ukuran distribusi yang umumnya lebih kecil, mempercepat unduh dan instalasi.
Aset 2D dapat dipadatkan dalam sprite atlas atau format vektor, mengurangi jumlah file dan overhead I/O dibanding rantai aset 3D (mesh, material, normal map, animasi). Hasilnya, paket aplikasi cenderung lebih ringan dan cepat dipasang, ideal untuk pengguna dengan kuota data terbatas atau penyimpanan kecil. Jejak memori saat runtime pun lebih rendah karena tidak perlu memelihara geometry buffer dan multiple texture set yang kompleks. Ini berujung pada waktu muat singkat dan pengalaman yang lebih mulus sejak awal.
2D mempercepat siklus pengembangan dan QA melalui sistem yang deterministik dan tooling yang lebih sederhana.
Dengan ruang ortografis, tata letak, kolisi (AABB/SAT 2D), dan pathfinding grid menjadi lebih prediktif serta mudah direproduksi dalam pengujian. Tim dapat melakukan hot-reload aset, mengatur z-order sederhana, dan menghindari problem umum 3D seperti clipping, z-fighting, atau precision depth buffer. Kompleksitas yang lebih rendah berarti iterasi desain cepat, biaya QA menurun, dan time-to-market lebih singkat. Ini sangat menguntungkan untuk studio indie, startup, dan proyek dengan siklus rilis cepat.
2D menjaga kejelasan visual dan aksesibilitas UI, terutama pada layar kecil dan kondisi jaringan/refresh yang beragam.
Hierarki informasi dalam 2D mudah dikendalikan (pixel-perfect, vektor tajam), membuat teks, ikon, dan target sentuh tetap terbaca lintas resolusi. Tanpa ambiguitas kedalaman, pengguna menangkap konteks dengan cepat dan input terasa responsif. Ini penting untuk aplikasi dengan keputusan cepat (finansial, peta, panel industri) maupun game yang menuntut reaksi instan. Kejelasan ini adalah keunggulan teknis yang langsung berimbas pada pengalaman pengguna sehari-hari.