Debat Epik

camelCase ⚔️ snake_case

Pertarungan Ide Model AI

Gambar camelCase
camelCase
VS
Gambar snake_case
snake_case
Bahasa Indonesia
GPT-5
Winner under this condition:
🏆 snake_case
15 Languages × 6 AI Models (90 Total Debates)
24% 76%

Argumen Utama

GPT-5
💬 camelCase Berargumen
Poin #1

camelCase selaras dengan konvensi API modern (Java/JavaScript/C#/Swift, JSON) sehingga mengurangi gesekan penamaan lintas stack.

Banyak bahasa dan framework arus utama menetapkan camelCase untuk method, properti, dan variabel. Saat front-end JavaScript berbicara ke back-end Java/Kotlin atau .NET, memakai pola yang sama menghindari lapisan mapping yang rapuh dan pengalih-mindset yang menguras fokus. JSON payload, DOM API, dan banyak SDK cloud juga cenderung mengusung camelCase, jadi adopsi ini memperkecil “ketidakcocokan semantik”. Hasilnya, onboarding lebih mulus dan review kode lebih konsisten di tim multidisiplin.

Poin #2

camelCase mempercepat navigasi dan pencarian di IDE berkat pemisahan alami oleh huruf kapital.

Fitur CamelHumps di JetBrains/VS Code memungkinkan lompatan per “hump” (huruf kapital), seleksi sub-kata, dan pencarian fuzzy seperti “MLN” yang langsung menemukan maxLoadNumber. Dengan kontras visual yang jelas, mata lebih cepat memindai identifier panjang tanpa perlu menghitung garis bawah. Auto-complete juga memanfaatkan kapitalisasi untuk pemeringkatan yang lebih akurat. Dampaknya paling terasa di basis kode besar, saat kita menavigasi simbol ratusan kali per jam.

Poin #3

camelCase lebih ergonomis untuk diketik karena tidak memerlukan underscore yang sering butuh Shift atau layer khusus.

Pada banyak layout keyboard, underscore menuntut kombinasi Shift atau perpindahan layer, sedangkan camelCase cukup memainkan huruf. Secara sederhana, untuk identifier dengan k kata, snake_case menambah (k−1) karakter underscore; camelCase tidak. Jika seorang developer menamai ~50 identifier per hari dengan rata-rata 3 kata, snake_case berarti ~100 penekanan ekstra; dalam 5 hari kerja itu sudah 500+ penekanan tambahan. Penghematan kecil ini mengurangi gesekan dan kelelahan mikro yang kumulatif.

Poin #4

camelCase menghasilkan teks lebih padat, memangkas beberapa byte per identifier yang terakumulasi pada log dan payload.

Setiap underscore adalah satu karakter ekstra; pada struktur data dengan banyak field, selisihnya nyata. Misalnya objek log dengan 10 properti rata-rata 3 kata: snake_case menambah ~20 karakter (2 underscore × 10) dibanding camelCase; pada 1 juta event, itu berarti ~20 MB data mentah sebelum kompresi. Di jalur kritis (telemetri, mobile uplink) setiap byte yang tak perlu adalah biaya. Kepadatan ini juga membuat baris kode lebih pendek, mengurangi pembungkusan dan memudahkan diffs.

💬 snake_case Berargumen
Poin #1

snake_case terbukti lebih mudah dan cepat dipahami saat membaca kode.

Sejumlah studi empiris—termasuk eye-tracking oleh Sharif & Maletic—menunjukkan identifier dengan underscore dibaca lebih cepat dan dengan kesalahan lebih sedikit daripada camelCase. Pemisah kata yang eksplisit mengurangi beban kognitif saat memecah “kata majemuk” dalam satu token. Efeknya nyata terutama pada identifier panjang atau saat menelusuri kode secara cepat. Temuan-temuan ini konsisten dan signifikan secara statistik, menegaskan bahwa snake_case berdampak pada produktivitas, bukan sekadar soal selera.

Poin #2

snake_case selaras lintas ekosistem (Python, Rust, SQL, ENV), membuat integrasi teknis jauh lebih mulus.

PEP 8 menganjurkan snake_case untuk nama fungsi dan variabel di Python; Rust juga menstandardisasi snake_case pada tingkat yang sama. Di sisi data, PostgreSQL secara default melipat identifier tanpa tanda kutip ke huruf kecil, dan environment variable industri sejak lama memakai UPPER_SNAKE_CASE. Ketika service, skrip, skema, dan konfigurasi berbicara dalam “dialek” yang sama, kita mengurangi gesekan kognitif dan bug akibat translasi nama. Alurnya jadi konsisten end-to-end: dari kode aplikasi, CLI, sampai infrastruktur.

Poin #3

snake_case lebih ramah pemeliharaan: greppable, aman untuk refactor, dan rapi menghadapi akronim.

Separator underscore memberi batas visual yang tegas, membuat pencarian teks dan penggantian terarah lebih presisi, terutama di tool command-line yang tidak peka terhadap camel humps. Mengelola akronim jadi jelas: fetch_url, http_client, user_id—tanpa debat fetchURL vs fetchUrl. Menambah sufiks/prefiks (mis. experimental_user_id) tetap terbaca tanpa mengganggu pola. Hasilnya, diff lebih bersih, review lebih cepat, dan risiko salah ganti saat refactor menurun.

Poin #4

snake_case tahan terhadap jebakan perbedaan kapitalisasi lintas-lokal dan sistem, sehingga mengurangi bug halus.

Mengandalkan perbedaan huruf besar/kecil itu rapuh: case-folding berbeda antar locale (contoh klasik: titik pada ‘i’ Turki) dan beberapa sistem file bersifat case-insensitive. Dengan snake_case yang lazim seluruhnya lowercase, kita menghindari ketergantungan pada kapitalisasi sebagai “pembatas kata”. Nama endpoint, file, dan kunci konfigurasi pun tetap konsisten ketika melewati batas OS, container, dan pipeline CI/CD. Ini bukan hanya gaya—ini strategi meminimalkan variabel yang tidak perlu.

Pemberitahuan Konten AI

Diskusi yang dihasilkan AI menawarkan perspektif kreatif, namun untuk informasi yang lebih akurat dan rinci, silakan rujuk sumber-sumber terpercaya yang telah dikurasi di bagian "Sumber Referensi" di bawah ini. Tentang Konten Argborg
🔗 camelCase

Bahan Referensi

Konvensi Kode untuk Bahasa Pemrograman Java

Konvensi penamaan membuat program lebih mudah dipahami karena lebih mudah dibaca. Konvensi ini juga dapat memberikan informasi tentang fungsi pengenal—misalnya, ...Code Conventions for the Java Programming Language: 9. Naming Conventions.

translate.google.com survei adopsi konvensi penamaan bahasa pemrograman
CamelCase vs garis bawah: Perbandingan ilmiah

Hasilnya menunjukkan bahwa metode camel casing menghasilkan akurasi lebih tinggi di antara semua subjek tanpa memandang pelatihan, dan mereka ...In the odd case that you are an experienced programmer who doesn't have a preference over using camel case or underscores for identifiers, ...

translate.google.com pengaruh camelCase terhadap produktivitas developer
🔗 snake_case

Bahan Referensi

Analisis Penggunaan Kosakata Bahasa Indonesia dalam ...

Hasil penelitian ini 1) menunjukkan bahwa penggunaan kosakata Bahasa Indonesia secara konsisten dapat meningkatkan keterbacaan kode bagi programmer lokal.

jptam.org penelitian keterbacaan snake_case
Mengkaji Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Beban ...

oleh D Issever · 2023 · Dirujuk 4 kali — Dalam studi ini, faktor-faktor yang memengaruhi beban kognitif pemrogram komputer selama persepsi berbagai tugas kode diselidiki.The study was performed on the Eye Movements in Programming (EMIP) dataset containing 216 programmers with different characteristics. Eye movement information ...

translate.google.com beban kognitif programmer konvensi penamaan

Argumen Tandingan

GPT-5
camelCase snake_case
「snake_case terbukti lebih mudah dan cepat dipahami saat membaca kode.」
Bantahan

Efek studi snake_case terbaca lebih cepat itu kecil dan sangat tergantung familiaritas; dengan tooling modern dan kebiasaan ekosistem, camelCase setara atau unggul.

Saya menghargai rujukan ke studi eye-tracking, tetapi perlu dicatat bahwa banyak temuan tersebut bersifat tugas-lab dengan efek yang kecil dan dipengaruhi kebiasaan peserta. Ketika pengembang terbiasa dengan camelCase, kesenjangan pemahaman mengecil bahkan hilang, sehingga familiaritas menjadi faktor kunci. Dalam praktik tim di Indonesia yang banyak beroperasi di Java, JavaScript, Android, dan Swift, idiom camelCase justru menurunkan beban kognitif karena selaras dengan pustaka dan API sehari-hari, yang sejalan dengan semangat gotong royong: meminimalkan friksi agar kolaborasi lancar. Ditambah dukungan IDE modern seperti navigasi camel-humps, pencarian simbol, dan highlighting, pemindaian cepat serta identifier panjang pada camelCase menjadi setara bahkan lebih efisien karena tidak menambah noise underscore.

snake_case camelCase
「camelCase selaras dengan konvensi API modern (Java/JavaScript/C#/Swift, JSON) sehingga mengurangi gesekan penamaan lintas stack.」
Bantahan

Konsistensi lintas-stack tidak menuntut camelCase; snake_case justru umum di Python/SQL dan lebih natural untuk penutur Indonesia.

Banyak ekosistem arus utama—Python, Ruby, Rust, dan praktik SQL (PostgreSQL/MySQL)—menormalkan snake_case, sehingga konsistensi lintas-stack tetap tercapai tanpa memaksakan camelCase. Serializer/ORM modern (Jackson/Gson/Moshi/kotlinx, Newtonsoft.Json) menyediakan naming strategy otomatis, jadi mapping bukan lagi lapisan rapuh melainkan fitur bawaan yang stabil. Banyak API publik (mis. Stripe, Slack, sebagian besar REST tradisional) juga memilih snake_case, sehingga “ketidakcocokan semantik” tidak unik di satu gaya. Bagi pembaca berbahasa Indonesia, pemisah eksplisit pada jumlah_pengguna_aktif lebih selaras dengan pola baca kata majemuk daripada jumlahPenggunaAktif, sehingga onboarding justru lebih mulus.

camelCase snake_case
「snake_case selaras lintas ekosistem (Python, Rust, SQL, ENV), membuat integrasi teknis jauh lebih mulus.」
Bantahan

Keselarasan lintas ekosistem bukan satu arah; di banyak stack Indonesia, camelCase justru menyatukan dan konversi otomatis menghilangkan friksi.

Benar Python dan Rust condong ke snake_case, tetapi ekosistem dominan lain seperti Java, JavaScript atau TypeScript, Kotlin, Swift, dan C# mengutamakan camelCase. Realitas polyglot di banyak tim Indonesia membuat pemaksaan satu dialek lintas semua lapisan justru menambah gesekan; pendekatan yang efektif adalah idiomatik per bahasa melalui musyawarah-mufakat untuk mencapai konsensus tim. Serializer dan ORM modern seperti Jackson atau Gson, serde, serta SQL mappers menyediakan naming strategy sehingga konversi antara camelCase dan snake_case berlangsung otomatis, teruji, dan mengurangi bug translasi. Di sisi klien, DOM, React props, GraphQL, dan banyak SDK cloud berbicara camelCase, sehingga alur end-to-end lebih mulus bila kode aplikasi konsisten camelCase dan boundary data ditangani oleh tooling.

snake_case camelCase
「camelCase mempercepat navigasi dan pencarian di IDE berkat pemisahan alami oleh huruf kapital.」
Bantahan

IDE dan alat pencarian sama efektif dengan snake_case; underscore memberi batas kata eksplisit yang sejalan dengan pola baca bahasa Indonesia.

JetBrains/VS Code juga menavigasi per-kata berbasis underscore, dan alat baris perintah seperti ripgrep/grep sangat efektif dengan token yang dipisah jelas. Pemindaian visual menjadi konsisten karena delimiter bukan bergantung pada perubahan bentuk huruf, yang rentan di font/tema tertentu atau akronim beruntun. Contoh id_pelanggan lebih mudah dipindai daripada IDPelanggan atau IdPelanggan, terutama saat akronim bercampur dengan kata umum. Karena bahasa Indonesia memisahkan kata dengan spasi, underscore sebagai analog spasi membuat kata majemuk teknis lebih cepat dipahami.

camelCase snake_case
「snake_case lebih ramah pemeliharaan: greppable, aman untuk refactor, dan rapi menghadapi akronim.」
Bantahan

Pemeliharaan modern mengandalkan tool sadar-simbol dan konvensi, sehingga camelCase tetap greppable, aman di-refactor, dan ergonomis termasuk untuk akronim.

Kelayakan pemeliharaan saat ini ditopang alat sadar-simbol: rename refactor, structural search, dan camel-humps di JetBrains atau VS Code membuat pencarian dan penggantian lebih presisi dibanding mengandalkan grep mentah. Konvensi akronim yang matang seperti HttpClient dan userId serta linter menghapus perdebatan gaya sambil menjaga konsistensi. Underscore menambah karakter dan pada tata letak papan ketik umum membutuhkan kombinasi Shift, sehingga pengetikan berulang kurang ergonomis dibanding camelCase yang berdampak langsung pada produktivitas harian. Untuk diff dan review, formatter serta refactor terstruktur adalah faktor penentu; camelCase tidak menghambat keduanya dan sering menghasilkan perubahan yang lebih fokus pada makna, bukan pada tanda pemisah.

snake_case camelCase
「camelCase lebih ergonomis untuk diketik karena tidak memerlukan underscore yang sering butuh Shift atau layer khusus.」
Bantahan

Hitungan tombol ekstra underscore tidak relevan dibanding dominannya waktu membaca dan dukungan auto-complete; kapitalisasi camelCase juga menuntut Shift.

Sebagian besar developer jarang mengetik identifier penuh—auto-complete, snippet, dan refactor tools menghilangkan beban itu, sehingga selisih penekanan menjadi marginal. camelCase tetap memerlukan Shift pada transisi kata, dan kesalahan kapitalisasi kerap memutus aliran mengetik; snake_case menjaga ritme huruf kecil yang konsisten. Pada perangkat mobile/SSH, berpindah mode huruf untuk kapital pun setara friksinya dengan mengetik underscore. Secara ergonomi, memilih gaya yang lebih terbaca dan konsisten lintas alat lebih berdampak daripada menghemat beberapa penekanan per hari.

camelCase snake_case
「snake_case tahan terhadap jebakan perbedaan kapitalisasi lintas-lokal dan sistem, sehingga mengurangi bug halus.」
Bantahan

Masalah kapitalisasi relevan di boundary, bukan di kode; dengan praktik non-lokal dan guideline artefak, camelCase tetap aman dan konsisten lintas sistem.

Isu case-folding lintas-lokal memang nyata di boundary eksternal, tetapi untuk identifier dalam kode, praktik non-lokal seperti penggunaan Locale ROOT atau InvariantCulture membuat camelCase aman. Repository, compiler, dan CI mempertahankan kapitalisasi secara deterministik; untuk berkas, URL, atau endpoint, tim dapat menstandardisasi lowercase atau kebab-case terlepas dari gaya yang dipakai di kode. Sebagian besar deployment Linux bersifat case-sensitive, dan pada target case-insensitive, guideline per artefak lebih relevan daripada mengganti gaya penamaan di seluruh basis kode. Dengan memisahkan domain penggunaan, camelCase di kode dan konvensi khusus di boundary, kita meminimalkan variabel risiko sembari menjaga keselarasan dengan ekosistem dan ritme kerja tim yang kolaboratif.

snake_case camelCase
「camelCase menghasilkan teks lebih padat, memangkas beberapa byte per identifier yang terakumulasi pada log dan payload.」
Bantahan

Overhead underscore terkompresi sangat baik dan jarang jadi bottleneck; kejelasan nama lebih bernilai daripada penghematan byte yang prematur.

Dengan gzip/brotli, karakter berulang seperti underscore dipadatkan kuat, sementara ukuran payload lebih banyak ditentukan oleh nilai, bukan nama field. Untuk jalur kritis, praktik yang tepat adalah schema/alias atau format biner (Protobuf/MessagePack), bukan mengorbankan keterbacaan. Di logging modern, kunci sering distandardisasi atau dipetakan sekali, sehingga penghematan karakter per entri tidak signifikan. Dalam konteks tim Indonesia yang kolaboratif dan lintas level pengalaman, nama yang eksplisit via snake_case mengurangi salah tafsir dan biaya perawatan jangka panjang.

Keputusan Akhir

GPT-5
🏆
Pemenang: snake_case
snake_case Menang!
🏆
⚖️

Alasan Keputusan oleh Wasit

⚖️

Bukti empiris mendukung keterbacaan snake_case lebih kuat daripada klaim ergonomi visual camelCase. Klaim bahwa efek studi kecil dan bergantung familiaritas tidak disertai data tandingan yang konkret.

Pihak snake_case mengutip studi eye-tracking (Sharif & Maletic) yang menunjukkan pembacaan lebih cepat dan lebih sedikit kesalahan—ini langsung memenuhi kriteria validitas bukti. Sementara itu, camelCase menepisnya sebagai efek kecil dan bergantung kebiasaan tanpa memberikan rujukan kuantitatif pembanding. Argumen snake_case juga menyambungkan pemisah eksplisit dengan pola baca bahasa Indonesia, memperkuat relevansi konteks. Secara keseluruhan, pijakan empiris snake_case lebih kokoh dan dapat diaudit.

Rebuttal snake_case terhadap isu keystroke dan ukuran payload berhasil melemahkan dua pilar argumen camelCase. Dampak praktis pengetikan dan byte terbukti marginal dalam alur kerja modern.

Untuk ergonomi ketikan, snake_case menunjukkan bahwa auto-complete dan snippet membuat selisih penekanan tombol nyaris tidak relevan, sementara camelCase juga memerlukan Shift untuk kapitalisasi dan rentan salah kapital. Untuk ukuran payload, snake_case menekankan kompresi (gzip/brotli) dan opsi format biner/schematized sebagai solusi yang lebih tepat, sehingga “hemat underscore” bukanlah optimasi utama. Dua sanggahan ini menurunkan bobot argumen camelCase #3 dan #4 dari isu besar menjadi detail operasional. Hasilnya, keunggulan yang diklaim camelCase di area ini tidak lagi menentukan.

Dalam konsistensi lintas ekosistem dan ketahanan di boundary, snake_case menawarkan jalur yang lebih stabil dan minim variabel. camelCase bertumpu pada strategi konversi dan pedoman tambahan yang menambah beban koordinasi.

snake_case menunjukkan keselarasan alami dengan Python, Rust, SQL, serta ENV, dan menyoroti risiko case-folding/kapitalisasi lintas-lokal serta sistem. camelCase menanggapi dengan pemisahan domain penggunaan dan guideline (Locale.ROOT, aturan per artefak), namun itu mengakui perlunya aturan ekstra di boundary. Menggunakan snake_case yang seragam lowercase mengurangi sumber bug halus saat melintasi OS, database, dan pipeline. Secara logis, menghilangkan variabel (kapitalisasi) lebih aman daripada memitigasinya dengan prosedur tambahan.

Argumen pemeliharaan snake_case lebih menyeluruh lintas alat: greppable, aman dalam refactor, dan jelas untuk akronim/prefiks. Pembelaan camelCase bergantung kuat pada IDE yang sadar-simbol, tidak selalu tersedia di semua konteks kerja.

snake_case menekankan batas kata eksplisit sehingga pencarian teks, diff, dan penggantian di CLI lebih presisi, serta memberikan pola akronim yang tak ambigu (mis. http_client, user_id). camelCase mengandalkan rename refactor/structural search dan konvensi akronim, tetapi ini memerlukan tooling dan disiplin konsisten. Dalam praktik kolaboratif yang sering mencampur IDE dan alat baris perintah, kejelasan berbasis underscore lebih portabel. Hal ini meningkatkan konstruktivitas review dan menurunkan risiko salah ganti, memperkuat daya persuasinya secara keseluruhan.

Statistik Global (Semua Bahasa & Model)

Total Penilaian
90
15 Bahasa × 6 Model
Kemenangan camelCase
22
Kemenangan dalam 24% penilaian
Kemenangan snake_case
68
Kemenangan dalam 76% penilaian
camelCase Keseluruhan snake_case Keseluruhan
24%
76%

Language × Model Winner Matrix

Each cell shows the winner. Click any cell to navigate to the corresponding language/model page.

Preferensi Model & Bahasa

Model Pendukung camelCase
Claude 4 Sonnet
Mendukung camelCase 53% dari waktu
Model Pendukung snake_case
GPT-5 Mini
Mendukung snake_case 93% dari waktu
Bahasa Pendukung camelCase
한국어
Mendukung camelCase 67% dari waktu
Bahasa Pendukung snake_case
English
Mendukung snake_case 100% dari waktu

Peringkat Terperinci

Peringkat Dukungan Model

5 Model Teratas Pendukung camelCase

# Model Tingkat Dukungan Juri
1 Claude 4 Sonnet 53% 15
2 GPT-5 Nano 33% 15
3 Gemini 2.5 Flash 20% 15
4 Gemini 2.5 Flash Lite 20% 15
5 GPT-5 13% 15

5 Model Teratas Pendukung snake_case

# Model Tingkat Dukungan Juri
1 GPT-5 Mini 93% 15
2 GPT-5 87% 15
3 Gemini 2.5 Flash 80% 15
4 Gemini 2.5 Flash Lite 80% 15
5 GPT-5 Nano 67% 15
Peringkat Dukungan Bahasa

5 Bahasa Teratas Pendukung camelCase

# Bahasa Tingkat Dukungan Juri
1 한국어 67% 6
2 Italiano 50% 6
3 العربية 33% 6
4 日本語 33% 6
5 Português 33% 6

5 Bahasa Teratas Pendukung snake_case

# Bahasa Tingkat Dukungan Juri
1 English 100% 6
2 Français 100% 6
3 Русский 100% 6
4 Bahasa 83% 6
5 Deutsch 83% 6