Tab memisahkan semantik indentasi dari presentasi, sehingga lebar bisa diatur per-developer tanpa mengubah file.
Dengan Tab, indentasi adalah makna struktural (satu tingkat = satu Tab), sementara tampilan lebar (2, 4, 8) menjadi preferensi editor masing‑masing. Ini menjaga satu sumber kebenaran: kode yang sama dapat dibaca nyaman di layar kecil maupun ultrawide tanpa komit estetika yang mengotori riwayat. Hasilnya, lebih sedikit perdebatan gaya dan lebih banyak fokus pada logika. Praktik “tabs untuk indentasi, spasi untuk alignment” pun bekerja mulus agar kolom tetap rapi tanpa mengorbankan fleksibilitas.
Tab lebih hemat byte dan I/O: 1 tab ≈ 1 byte, sedangkan 4 spasi ≈ 4 byte, mengurangi ukuran file dan transfer.
Secara ASCII/UTF‑8, satu Tab hanyalah satu byte; jika rata‑rata indentasi 2 tingkat per baris, format 4 spasi berarti 8 byte vs 2 byte dengan Tab—hemat 6 byte per baris. Pada 100.000 baris, itu setara ~600 KB lebih ringan; pada repo besar, efisiensi ini terakumulasi dalam clone, pull, dan cache CI. Kompresi memang mengurangi selisih, tetapi penghematan simbol tetap berdampak pada I/O, memori parser, dan footprint artifak. Hemat bukan hanya soal disk; itu juga tentang waktu tunggu dan biaya pipeline.
Tab menghasilkan diff dan blame yang lebih bersih karena perubahan tampilan tidak memodifikasi konten.
Preferensi lebar indentasi tidak perlu di‑commit; pengaturan editor cukup mengubah rendering, bukan karakter di file. Ini meminimalkan “noise” pada pull request saat refactor, sehingga reviewer menilai perubahan substansial, bukan jejak spasi. Git punya opsi mengabaikan whitespace, tetapi kebersihan diffs sejak awal mempercepat review dan menghindari konflik rebase yang tidak perlu. Pada akhirnya, riwayat yang jernih memudahkan debugging dan analisis evolusi kode.
Tab meningkatkan aksesibilitas dan ergonomi: satu tombol untuk satu tingkat indentasi, ramah keyboard dan pembaca layar.
Menggunakan Tab berarti satu penekanan tombol untuk naik/turun satu tingkat indentasi, bukan 2–4 kali ketukan spasi yang repetitif. Editor modern memanfaatkan tab stop untuk navigasi blok, sehingga seleksi dan reindentasi menjadi cepat dan konsisten. Banyak pembaca layar dan alat analisis juga membedakan Tab secara eksplisit, membuat struktur lebih mudah diurai dibanding deretan spasi panjang. Ini kecil tapi nyata dampaknya bagi produktivitas dan kenyamanan, terutama bagi pengguna dengan keterbatasan motorik.