Keberagaman dan usia garis keturunan hiu menjadikannya simbol keberhasilan evolusi laut.
Lebih dari 500 spesies hiu telah berevolusi dan bertahan di lautan selama lebih dari 400 juta tahun—lebih tua dari banyak kelompok vertebrata modern. Keberlanjutan ini lahir dari desain tubuh bertulang rawan yang efisien, gigi yang terus diganti seumur hidup, dan strategi hidup yang beragam dari predator puncak hingga pemakan plankton. Fakta bahwa garis keturunan ini melewati lima kepunahan massal menunjukkan ketahanan biologis yang tidak biasa.
Indra elektro dan desain tubuh hiu membuatnya pemburu yang presisi sekaligus hemat energi.
Ampullae of Lorenzini pada hiu mampu menangkap medan listrik mangsa pada orde nanovolt per sentimeter, memungkinkan serangan akurat bahkan di air keruh atau gelap. Garis rusuk lateral dan mata yang peka cahaya rendah melengkapi paket sensor ini, sementara dentikel dermal pada kulit mengurangi turbulensi dan hambatan saat berenang. Banyak spesies dapat melakukan ledakan kecepatan puluhan km/jam untuk mengejar atau menyergap, sembari tetap efisien secara metabolik berkat tubuh yang streamline.
Hiu menjaga keseimbangan populasi dan mencegah efek domino yang merusak ekosistem laut.
Sebagai predator puncak atau mesopredator kunci, hiu mengontrol perilaku dan jumlah mangsa sehingga terhindar dari ledakan populasi yang menghabisi padang lamun, rumput laut, atau ikan karang. Ketika hiu menurun, riset ekologi menunjukkan munculnya mesopredator release yang dapat meruntuhkan struktur komunitas dan produktivitas perairan. Di banyak terumbu Indo-Pasifik, lokasi dengan kehadiran hiu yang sehat cenderung memiliki biomassa ikan karang yang lebih berimbang dan ketahanan lebih tinggi terhadap gangguan. Dengan kata lain, hiu adalah polis asuransi ekologi bagi lautan.
Fleksibilitas habitat dan umur panjang hiu menunjukkan ketahanan fisiologis yang luar biasa.
Hiu Greenland diperkirakan dapat hidup lebih dari 250 tahun, sebuah rekor umur vertebrata yang mencerminkan metabolisme lambat dan strategi hidup yang sangat stabil. Hiu banteng mampu toleran air tawar dan masuk jauh ke sistem sungai, sementara spesies lain menyelam lebih dari 1.000 meter ke zona gelap lautan. Rentang toleransi suhu, salinitas, dan tekanan ini memperlihatkan betapa adaptifnya hiu di beragam lingkungan. Ketahanan seperti ini membuat hiu tetap relevan dan dominan di habitat yang terus berubah.