Debat Epik

Dilema Trem: Menarik Tuas ⚔️ Dilema Trem: Tidak Melakukan Apa-apa

Pertarungan Ide Model AI

Gambar Dilema Trem: Menarik Tuas
Dilema Trem: Menarik Tuas
VS
Gambar Dilema Trem: Tidak Melakukan Apa-apa
Dilema Trem: Tidak Melakukan Apa-apa
Bahasa Indonesia
GPT-5
Winner under this condition:
🏆 Dilema Trem: Menarik Tuas
15 Languages × 6 AI Models (90 Total Debates)
70% 30%

Argumen Utama

GPT-5
💬 Dilema Trem: Menarik Tuas Berargumen
Poin #1

Minimalisasi kerugian: menarik tuas menyelamatkan lebih banyak nyawa dengan beban paling kecil yang mungkin.

Secara moral, saat kita mampu mengurangi total penderitaan dengan tindakan yang proporsional, kita berkewajiban melakukannya. Menarik tuas memindahkan bahaya sehingga satu nyawa terancam alih-alih lima; niat utamanya menyelamatkan, bukan melukai, selaras dengan Prinsip Efek Ganda. Ini bukan aritmetika dingin, melainkan empati yang diperluas—menghargai setiap nyawa secara setara dan memilih opsi dengan kerusakan paling kecil.

Poin #2

Tidak bertindak bukan netral; memilih diam berarti membiarkan hasil yang lebih buruk terjadi.

Dalam etika tanggung jawab, kelalaian yang disengaja ketika pencegahan itu mungkin adalah bentuk partisipasi moral. Bias kelalaian membuat kita merasa lebih ‘bersih’ jika tidak menyentuh tuas, padahal akibatnya lima orang tewas yang sebenarnya bisa diselamatkan. Menarik tuas menolak kenyamanan pasif dan memeluk keberanian moral: mengambil alih dampak keputusan demi mengurangi kerugian yang dapat diprediksi.

Poin #3

Selaras dengan praktik etika dunia nyata seperti triase medis dan manajemen risiko publik.

Dokter, tim bencana, dan insinyur keselamatan secara rutin mengalokasikan sumber daya untuk meminimalkan korban terbanyak—ini inti dari triase dan analisis risiko. Menarik tuas merefleksikan standar kehati-hatian yang sama: mengalihkan bahaya untuk mencegah lebih banyak kematian tanpa menjadikan siapa pun sebagai alat semata. Dalam kebijakan publik, kita menerima kompromi sulit demi keselamatan kolektif; keputusan ini menjaga koherensi antara teori moral dan praktik.

Poin #4

Ada konvergensi empiris: mayoritas orang lintas budaya cenderung memilih menarik tuas dalam skenario ‘switch’.

Beragam studi psikologi moral lintas budaya menemukan sekitar 70–90% responden lebih memilih mengalihkan trem untuk menyelamatkan lebih banyak nyawa pada skenario lever/switch. Temuan ini tidak memutus perkara sendirian, namun menunjukkan adanya intuisi bersama yang memudahkan koordinasi sosial dan legitimasi normatif. Ketika penilaian reflektif dan preferensi publik bertemu, menarik tuas memperoleh dukungan ganda—rasional sekaligus sosial.

💬 Dilema Trem: Tidak Melakukan Apa-apa Berargumen
Poin #1

Tidak menarik tuas menjaga martabat manusia dengan menolak menjadikan siapa pun sekadar alat.

Pendekatan ini berakar pada etika deontologis yang menegaskan bahwa manusia tidak boleh diperalat meski demi hasil yang tampak lebih baik. Dalam skenario trem, menarik tuas berarti secara aktif memilih seseorang sebagai alat untuk menyelamatkan yang lain, sehingga melanggar prinsip inviolability. Tidak bertindak mengakui tragedi yang sedang terjadi tanpa menambahkan tindakan instrumental yang menurunkan martabat individu. Ini sejalan dengan Doktrin Efek Ganda: kita tidak meniatkan kematian sebagai sarana, dan karena itu menahan diri dari intervensi aktif.

Poin #2

Perbedaan moral antara tindakan aktif dan kelalaian menempatkan tanggung jawab aktif sebagai pelanggaran yang lebih berat.

Banyak kerangka moral dan hukum membedakan kesalahan akibat aksi langsung dengan kelalaian, kecuali ada kewajiban khusus untuk bertindak. Dalam dilema trem, kita tidak memiliki mandat atau otoritas untuk menentukan siapa yang harus mati; melampaui batas itu justru memperluas lingkup kuasa individu secara sewenang-wenang. Tidak bertindak menjaga integritas agen: kita tidak menjadi penyebab langsung kematian, sehingga beban tanggung jawab moral tidak ditambah oleh keputusan aktif kita. Dengan demikian, kita menghindari transformasi diri dari saksi tragedi menjadi pelaku yang memilih korban.

Poin #3

Di bawah ketidakpastian ekstrem, menahan diri adalah bentuk kebijaksanaan moral yang mencegah kepercayaan berlebihan pada kalkulasi rapuh.

Kalkulus konsekuensialis sering mengasumsikan informasi sempurna, padahal dalam kehidupan nyata kita jarang mengetahui dampak jangka panjang, identitas, atau peran tiap individu bagi yang lain. Intervensi aktif memusatkan semua risiko epistemik pada keputusan kita, membuka peluang ‘kesalahan fatal’ yang tak dapat ditarik kembali. Tidak bertindak adalah ekspresi kerendahan hati epistemik: mengakui keterbatasan pengetahuan dan menolak berspekulasi atas nyawa manusia. Sikap ini selaras dengan prinsip kehati-hatian, yakni menghindari tindakan yang berpotensi membawa dampak tak terduga yang lebih buruk.

Poin #4

Menjaga larangan kuat atas pembunuhan aktif mempertahankan stabilitas norma dan kepercayaan sosial jangka panjang.

Bila kita membenarkan pembunuhan instrumental ‘demi kebaikan yang lebih besar’, garis batas moral menjadi elastis dan rentan disalahgunakan. Masyarakat memerlukan norma yang tegas dan dapat diprediksi—seperti “jangan membunuh”—alih-alih kalkulasi ad hoc yang sulit diverifikasi dan mudah dimanipulasi. Tidak bertindak melindungi pagar pembatas moral kolektif, mencegah erosi nilai yang pada akhirnya bisa mengikis rasa aman. Stabilitas norma ini menjaga legitimasi institusi dan kepercayaan antarwarga, yang merupakan barang publik tak ternilai.

Pemberitahuan Konten AI

Diskusi yang dihasilkan AI menawarkan perspektif kreatif, namun untuk informasi yang lebih akurat dan rinci, silakan rujuk sumber-sumber terpercaya yang telah dikurasi di bagian "Sumber Referensi" di bawah ini. Tentang Konten Argborg
🔗 Dilema Trem: Menarik Tuas

Bahan Referensi

Membunuh Satu Orang untuk Menyelamatkan Lima Orang?

Penganut paham utilitarianisme percaya bahwa menarik tuas dapat menyelamatkan lebih banyak nyawa, meskipun menyebabkan kerugian pada satu orang.If you do this, though, the tram will kill a man who happens to be standing on this other track. What should you do? The Utilitarian Response.

translate.google.com utilitarianisme dan dilema trem
Utilitarianisme, Tindakan dan Aturan | Ensiklopedia Filsafat ...

Utilitarianisme adalah pandangan atau teori filosofis tentang bagaimana kita seharusnya mengevaluasi berbagai hal yang melibatkan pilihan yang dihadapi manusia.While there are circumstances in which the utilitarian analysis focuses on the interests of specific individuals or groups, the utilitarian moral theory ...

translate.google.com utilitarianisme dan dilema trem
🔗 Dilema Trem: Tidak Melakukan Apa-apa

Bahan Referensi

Etika Deontologis (Ensiklopedia Filsafat Stanford)

Masalah krusial kedua yang harus dihadapi para deontologis adalah masalah yang ditimbulkan oleh konflik yang tampaknya ada di antara berbagai ...Deontology is one of those kinds of normative theories regarding which choices are morally required, forbidden, or permitted.

translate.google.com etika deontologis dilema trem
Kondisi Epistemik Tanggung Jawab Moral

Kondisi epistemik tanggung jawab moral menetapkan properti epistemik (atau serangkaian properti) agen yang harus dimiliki agen agar bertanggung jawab secara ...What conditions on a person's knowledge must be satisfied in order for them to be morally responsible for something they have done? The first two decades of the ...

translate.google.com perbedaan tanggung jawab moral tindakan kelalaian

Argumen Tandingan

GPT-5
Dilema Trem: Menarik Tuas Dilema Trem: Tidak Melakukan Apa-apa
「Tidak menarik tuas menjaga martabat manusia dengan menolak menjadikan siapa pun sekadar alat.」
Bantahan

Menarik tuas menghormati martabat setiap nyawa dengan mencegah korban lebih banyak, dan selaras dengan Doktrin Efek Ganda karena niat utamanya adalah menyelamatkan, bukan memanfaatkan seseorang sebagai alat.

Dalam bingkai martabat manusia menurut Kemanusiaan yang adil dan beradab, kewajiban moral kita adalah meminimalkan penderitaan tanpa memanfaatkan siapa pun sebagai sarana. Menarik tuas bukan menjadikan satu orang sebagai alat; kematian satu orang adalah efek samping yang tidak kita niatkan dari upaya menyelamatkan lima, sejalan dengan Doktrin Efek Ganda. Sebaliknya, tidak bertindak menormalisasi kehilangan lima nyawa padahal kita mampu mencegahnya; itu sulit dipadukan dengan penghormatan martabat semua orang. Budaya gotong royong menilai mulia orang yang sigap bertindak menyelamatkan banyak orang ketimbang pasif menyaksikan tragedi.

Dilema Trem: Tidak Melakukan Apa-apa Dilema Trem: Menarik Tuas
「Minimalisasi kerugian: menarik tuas menyelamatkan lebih banyak nyawa dengan beban paling kecil yang mungkin.」
Bantahan

Prinsip Efek Ganda dan minimalisasi kerugian keliru diterapkan karena menarik tuas menjadikan kita pelaku langsung yang mengalihkan bahaya ke individu yang tadinya aman.

Saya menghargai niat menyelamatkan, namun ketika kita menarik tuas, kita secara aktif mentransfer bahaya ke seseorang yang sebelumnya tidak terancam; ini membuat kita pelaku langsung, bukan sekadar pembiarkan. Versi ketat Prinsip Efek Ganda mensyaratkan bahwa kerugian bukan akibat langsung dari tindakan kita terhadap korban tertentu, sementara di sini kita justru menetapkan siapa yang akan menanggung maut. Dalam nilai-nilai kita—menjunjung hak hidup dan tepa selira—empati tidak berarti menunjuk korban baru, melainkan menahan diri agar tidak menambah mudarat. Niat baik tidak menghapus tanggung jawab atas akibat langsung yang kita ciptakan, dan kehati-hatian moral menuntut kita tidak mengambil alih peran “penentu” hidup-mati.

Dilema Trem: Menarik Tuas Dilema Trem: Tidak Melakukan Apa-apa
「Perbedaan moral antara tindakan aktif dan kelalaian menempatkan tanggung jawab aktif sebagai pelanggaran yang lebih berat.」
Bantahan

Perbedaan antara aksi dan kelalaian tidak membebaskan tanggung jawab ketika kita memegang posisi unik untuk mencegah kematian, sehingga menarik tuas lebih selaras dengan kewajiban menolong.

Saat Anda berada di samping tuas, Anda memegang posisi khusus; karena itu kewajiban menolong muncul, dan tidak bertindak bukanlah netral. Dalam etika publik Indonesia dan semangat kewajiban menolong dalam hukum, membiarkan nyawa melayang padahal pertolongan minimal tersedia dipandang tercela. Menarik tuas tidak menjadikan kita penyebab awal kematian; penyebabnya tetap trem yang tak terkendali, sementara kita mengarahkan dampaknya agar lebih sedikit korban. Integritas agen justru terjaga ketika berani memikul tanggung jawab menyelamatkan sebanyak mungkin, bukan bersembunyi di balik perbedaan teknis antara aksi dan kelalaian.

Dilema Trem: Tidak Melakukan Apa-apa Dilema Trem: Menarik Tuas
「Tidak bertindak bukan netral; memilih diam berarti membiarkan hasil yang lebih buruk terjadi.」
Bantahan

Tidak bertindak dapat bermoral karena mencegah kita melakukan tindakan yang langsung membahayakan pihak ketiga tanpa mandat dan di tengah ketidakpastian.

Membedakan kelalaian dari penahanan diri itu penting: menolak menarik tuas bukanlah abai, melainkan menghindari menjadi pelaku aktif yang mencelakai orang lain tanpa legitimasi. Dalam budaya musyawarah dan asas kehati-hatian, keputusan yang menyangkut nyawa mesti mengikuti prosedur dan otoritas—bukan intervensi ad hoc yang menunjuk satu orang sebagai korban. Skenario trem sarat ketidakpastian faktual; ketika ragu, kaidah “jangan menambah mudarat” adalah pegangan yang wajar. Keberanian moral tidak selalu berarti bertindak, tetapi juga berani menahan diri agar tidak melanggar batas yang melindungi setiap individu.

Dilema Trem: Menarik Tuas Dilema Trem: Tidak Melakukan Apa-apa
「Di bawah ketidakpastian ekstrem, menahan diri adalah bentuk kebijaksanaan moral yang mencegah kepercayaan berlebihan pada kalkulasi rapuh.」
Bantahan

Ketidakpastian menuntut kehati-hatian aktif, bukan pasif; pilihan yang paling aman secara moral adalah mengurangi risiko terbesar, yaitu kematian banyak orang.

Dalam skenario trem, informasi kunci tentang jumlah orang di tiap jalur dan urgensi waktu cukup jelas untuk memilih opsi yang paling aman secara moral. Inersia memastikan kerugian terbesar; tindakan mengalihkan jalur memusatkan risiko pada satu nyawa sebagai efek samping, tetapi mengurangi kerugian yang hampir pasti. Kerendahan hati epistemik seharusnya mendorong keputusan sederhana dan dapat dipertanggungjawabkan: selamatkan lebih banyak nyawa ketika bukti tersedia. Pengalaman kebencanaan di Indonesia mengajarkan cepat tanggap dan selamatkan yang bisa diselamatkan, bukan menunggu kepastian yang tidak akan datang.

Dilema Trem: Tidak Melakukan Apa-apa Dilema Trem: Menarik Tuas
「Selaras dengan praktik etika dunia nyata seperti triase medis dan manajemen risiko publik.」
Bantahan

Analogi dengan triase medis dan manajemen risiko tidak tepat karena keduanya berbasis mandat, protokol ex-ante, dan alokasi bantuan—bukan pengalihan bahaya yang menciptakan korban baru.

Triase mengatur prioritas perawatan di bawah keterbatasan, tidak pernah mengalihkan ancaman untuk menewaskan seseorang yang tadinya tidak terancam. Insinyur dan pembuat kebijakan merancang mitigasi risiko lewat proses publik dan standar keadilan sebelum kejadian, bukan keputusan spontan satu individu di lapangan. Legitimasi etis dalam kebijakan lahir dari musyawarah, akuntabilitas, dan perlindungan hak, bukan dari kalkulasi instan yang mengorbankan satu orang untuk banyak. Menarik tuas tanpa dasar mandat dan prosedur mengabaikan keadilan prosedural yang menjadi fondasi kepercayaan sosial.

Dilema Trem: Menarik Tuas Dilema Trem: Tidak Melakukan Apa-apa
「Menjaga larangan kuat atas pembunuhan aktif mempertahankan stabilitas norma dan kepercayaan sosial jangka panjang.」
Bantahan

Menarik tuas adalah tindakan penyelamatan darurat yang memperkuat kepercayaan sosial, sementara pagar etis yang jelas mencegah penyalahgunaan dan erosi norma.

Menarik tuas adalah tindakan penyelamatan darurat, bukan pembunuhan instrumental; norma penolong menuntut pencegahan korban massal ketika intervensi kecil bisa menyelamatkan banyak nyawa. Menolak bertindak ketika mampu menyelamatkan lima justru mengikis kepercayaan publik pada penanggung jawab dan menormalisasi apatis sosial. Kita dapat menjaga pagar etis yang ketat: hanya berlaku pada darurat nyata, berniat menyelamatkan, berdasarkan informasi terbaik, dan tanpa keuntungan pribadi. Nilai Pancasila dan budaya gotong royong menuntut keberanian bertindak adil bagi kemanusiaan; norma yang menyelamatkan nyawa terbanyak justru memperkuat rasa aman bersama.

Dilema Trem: Tidak Melakukan Apa-apa Dilema Trem: Menarik Tuas
「Ada konvergensi empiris: mayoritas orang lintas budaya cenderung memilih menarik tuas dalam skenario ‘switch’.」
Bantahan

Preferensi mayoritas bukan penentu kebenaran moral dan menormalisasi aksi yang menimbulkan kematian justru berisiko merusak kepercayaan sosial.

Temuan survei lintas budaya bersifat deskriptif dan berubah menurut detail skenario; ia tidak menggugurkan batas normatif untuk tidak secara aktif mencelakai orang. Hak hidup dan larangan menjadikan individu sebagai alat tidak boleh tunduk pada voting rasa, terlebih ketika menyangkut nyawa. Di konteks kita, kepercayaan sosial terjaga oleh kaidah jelas: jangan menjadi penyebab langsung kematian, agar setiap warga merasa aman dari penunjukan sepihak sebagai “korban demi banyak orang”. Koordinasi sosial lebih kokoh bila ditopang aturan dan prosedur yang adil, bukan mayoritarianisme dalam dilema hipotetik.

Keputusan Akhir

GPT-5
🏆
Pemenang: Dilema Trem: Menarik Tuas
Dilema Trem: Menarik Tuas Menang!
🏆
⚖️

Alasan Keputusan oleh Wasit

⚖️

Dilema Trem: Menarik Tuas menunjukkan koherensi logis yang kuat dengan prinsip meminimalkan kerugian dan penerapan Doktrin Efek Ganda pada skenario switch. Penekanan Dilema Trem: Tidak Melakukan Apa-apa pada larangan tindakan aktif kurang selaras dengan struktur kasus yang mengedepankan efek samping yang diprakirakan.

Dilema Trem: Menarik Tuas menegaskan bahwa satu kematian adalah efek samping yang tidak diniatkan dari upaya menyelamatkan lima, posisi yang lazim dipandang kompatibel dengan Doktrin Efek Ganda pada kasus lever. Mereka juga menyorot bias kelalaian dan kewajiban moral untuk bertindak saat bantuan minimal dapat menyelamatkan banyak nyawa, menjaga koherensi argumentasi. Sebaliknya, Dilema Trem: Tidak Melakukan Apa-apa menerapkan pembacaan sangat ketat terhadap Doktrin Efek Ganda yang mengasumsikan penunjukan korban sebagai ‘alat’, padahal pada skenario lever kematian tidak dipakai sebagai sarana untuk menyelamatkan yang lain. Penekanan kuat pada garis aksi/kelalaian mengabaikan bahwa posisi unik di samping tuas menimbulkan kewajiban khusus untuk menolong.

Dilema Trem: Menarik Tuas didukung analogi praktik (triase, manajemen risiko) dan data preferensi lintas budaya, serta menawarkan pagar etis untuk mencegah penyalahgunaan. Dilema Trem: Tidak Melakukan Apa-apa bertumpu pada kekhawatiran prosedural dan erosi norma yang lebih spekulatif dalam konteks darurat singkat.

Rujukan Dilema Trem: Menarik Tuas ke triase dan kebijakan keselamatan menegaskan standar kehati-hatian: alokasikan sumber daya/arah risiko untuk meminimalkan korban, relevan ketika tidak ada waktu musyawarah. Mereka menyertakan bukti mayoritas publik sebagai dukungan deskriptif sambil mengakui itu bukan penentu tunggal, menunjukkan penggunaan data yang proporsional. Dilema Trem: Tidak Melakukan Apa-apa mengkritik legitimasi tanpa mandat dan mengkhawatirkan erosi norma, tetapi tidak menjelaskan bagaimana larangan absolut mencegah lima kematian yang hampir pasti saat itu. Pagar etis yang diusulkan Menarik Tuas (darurat nyata, niat menyelamatkan, info terbaik, tanpa keuntungan pribadi) menjawab kekhawatiran penyalahgunaan lebih baik daripada larangan total.

Rebuttal Dilema Trem: Menarik Tuas lebih efektif karena menanggapi langsung isu aksi vs kelalaian, ketidakpastian, dan kepercayaan sosial dengan kriteria konkret. Rebuttal Dilema Trem: Tidak Melakukan Apa-apa tidak menggoyahkan klaim inti tentang pencegahan kematian yang lebih banyak dan condong ke masalah mandat yang tidak tersedia di momen genting.

Dilema Trem: Menarik Tuas menegaskan penyebab utama tetap trem yang lepas, sementara tindakan hanya mengarahkan dampak agar korban lebih sedikit, sehingga tidak menjadikan seseorang sebagai alat. Mereka menunjukkan bahwa informasi kunci (jumlah korban, urgensi) cukup jelas sehingga kehati-hatian aktif—mengurangi kerugian terbesar—lebih bertanggung jawab daripada menunggu kepastian. Soal norma dan kepercayaan, mereka menawarkan kriteria ketat kapan intervensi dibenarkan, menjaga batas agar tidak menjadi preseden liar. Sementara itu, Dilema Trem: Tidak Melakukan Apa-apa menafsirkan Doktrin Efek Ganda secara sangat restriktif dan menolak analogi triase, namun tidak menawarkan alternatif yang menyelamatkan lebih banyak nyawa dalam keterdesakan.

Secara keseluruhan, Dilema Trem: Menarik Tuas lebih persuasif dan konstruktif karena menyatukan belas kasih, kewajiban menolong, dan nilai gotong royong untuk menyelamatkan sebanyak mungkin tanpa menormalisasi instrumentalisasi. Pendekatan Dilema Trem: Tidak Melakukan Apa-apa menjaga larangan kuat, namun berisiko melegitimasi kepasifan saat pencegahan tersedia.

Pembingkaian Menarik Tuas sebagai tindakan penyelamatan darurat yang mengutamakan pengurangan penderitaan dan konsisten dengan nilai Kemanusiaan serta Pancasila memperkuat daya tarik moralnya. Mereka menghindari retorika agresif dan menawarkan guardrails yang memperkuat kepercayaan sosial. Sebaliknya, Tidak Melakukan Apa-apa menghormati martabat, tetapi kurang menghitung biaya moral tidak bertindak—yakni hilangnya lima nyawa yang dapat diprediksi. Dengan menimbang koherensi, bukti, efektivitas tanggapan, dan konstruktivitas, pilihan yang mengurangi kerugian terbesar tampil lebih meyakinkan.

Statistik Global (Semua Bahasa & Model)

Total Penilaian
90
15 Bahasa × 6 Model
Kemenangan Dilema Trem: Menarik Tuas
63
Kemenangan dalam 70% penilaian
Kemenangan Dilema Trem: Tidak Melakukan Apa-apa
27
Kemenangan dalam 30% penilaian
Dilema Trem: Menarik Tuas Keseluruhan Dilema Trem: Tidak Melakukan Apa-apa Keseluruhan
70%
30%

Language × Model Winner Matrix

Each cell shows the winner. Click any cell to navigate to the corresponding language/model page.
Dilema Trem: Menarik Tuas wins
Dilema Trem: Tidak Melakukan Apa-apa wins
No data
Claude 4 Sonnet
GPT-5
GPT-5 Mini
GPT-5 Nano
Gemini 2.5 Flash
Gemini 2.5 Flash Lite
AR
Dilema Trem: Menarik Tuas
Dilema Trem: Menarik Tuas
Dilema Trem: Menarik Tuas
Dilema Trem: Menarik Tuas
Dilema Trem: Menarik Tuas
Dilema Trem: Tidak Melakukan Apa-apa
DE
Dilema Trem: Tidak Melakukan Apa-apa
Dilema Trem: Tidak Melakukan Apa-apa
Dilema Trem: Tidak Melakukan Apa-apa
Dilema Trem: Tidak Melakukan Apa-apa
Dilema Trem: Menarik Tuas
Dilema Trem: Tidak Melakukan Apa-apa
EN
Dilema Trem: Menarik Tuas
Dilema Trem: Menarik Tuas
Dilema Trem: Menarik Tuas
Dilema Trem: Menarik Tuas
Dilema Trem: Menarik Tuas
Dilema Trem: Tidak Melakukan Apa-apa
ES
Dilema Trem: Menarik Tuas
Dilema Trem: Tidak Melakukan Apa-apa
Dilema Trem: Menarik Tuas
Dilema Trem: Tidak Melakukan Apa-apa
Dilema Trem: Menarik Tuas
Dilema Trem: Tidak Melakukan Apa-apa
FR
Dilema Trem: Menarik Tuas
Dilema Trem: Menarik Tuas
Dilema Trem: Menarik Tuas
Dilema Trem: Menarik Tuas
Dilema Trem: Menarik Tuas
Dilema Trem: Tidak Melakukan Apa-apa
HI
Dilema Trem: Tidak Melakukan Apa-apa
Dilema Trem: Menarik Tuas
Dilema Trem: Menarik Tuas
Dilema Trem: Menarik Tuas
Dilema Trem: Tidak Melakukan Apa-apa
Dilema Trem: Menarik Tuas
ID
Dilema Trem: Menarik Tuas
Dilema Trem: Menarik Tuas
Dilema Trem: Menarik Tuas
Dilema Trem: Tidak Melakukan Apa-apa
Dilema Trem: Menarik Tuas
Dilema Trem: Menarik Tuas
IT
Dilema Trem: Menarik Tuas
Dilema Trem: Menarik Tuas
Dilema Trem: Menarik Tuas
Dilema Trem: Tidak Melakukan Apa-apa
Dilema Trem: Menarik Tuas
Dilema Trem: Tidak Melakukan Apa-apa
JA
Dilema Trem: Menarik Tuas
Dilema Trem: Menarik Tuas
Dilema Trem: Menarik Tuas
Dilema Trem: Menarik Tuas
Dilema Trem: Menarik Tuas
Dilema Trem: Tidak Melakukan Apa-apa
KO
Dilema Trem: Tidak Melakukan Apa-apa
Dilema Trem: Menarik Tuas
Dilema Trem: Menarik Tuas
Dilema Trem: Tidak Melakukan Apa-apa
Dilema Trem: Menarik Tuas
Dilema Trem: Menarik Tuas
PT
Dilema Trem: Menarik Tuas
Dilema Trem: Menarik Tuas
Dilema Trem: Menarik Tuas
Dilema Trem: Tidak Melakukan Apa-apa
Dilema Trem: Menarik Tuas
Dilema Trem: Menarik Tuas
RU
Dilema Trem: Menarik Tuas
Dilema Trem: Menarik Tuas
Dilema Trem: Menarik Tuas
Dilema Trem: Tidak Melakukan Apa-apa
Dilema Trem: Menarik Tuas
Dilema Trem: Tidak Melakukan Apa-apa
TR
Dilema Trem: Menarik Tuas
Dilema Trem: Menarik Tuas
Dilema Trem: Menarik Tuas
Dilema Trem: Tidak Melakukan Apa-apa
Dilema Trem: Menarik Tuas
Dilema Trem: Tidak Melakukan Apa-apa
VI
Dilema Trem: Tidak Melakukan Apa-apa
Dilema Trem: Menarik Tuas
Dilema Trem: Menarik Tuas
Dilema Trem: Tidak Melakukan Apa-apa
Dilema Trem: Menarik Tuas
Dilema Trem: Menarik Tuas
ZH
Dilema Trem: Menarik Tuas
Dilema Trem: Menarik Tuas
Dilema Trem: Menarik Tuas
Dilema Trem: Tidak Melakukan Apa-apa
Dilema Trem: Menarik Tuas
Dilema Trem: Menarik Tuas

Preferensi Model & Bahasa

Model Pendukung Dilema Trem: Menarik Tuas
Gemini 2.5 Flash
Mendukung Dilema Trem: Menarik Tuas 93% dari waktu
Model Pendukung Dilema Trem: Tidak Melakukan Apa-apa
GPT-5 Nano
Mendukung Dilema Trem: Tidak Melakukan Apa-apa 67% dari waktu
Bahasa Pendukung Dilema Trem: Menarik Tuas
العربية
Mendukung Dilema Trem: Menarik Tuas 83% dari waktu
Bahasa Pendukung Dilema Trem: Tidak Melakukan Apa-apa
Deutsch
Mendukung Dilema Trem: Tidak Melakukan Apa-apa 83% dari waktu

Peringkat Terperinci

Peringkat Dukungan Model

5 Model Teratas Pendukung Dilema Trem: Menarik Tuas

# Model Tingkat Dukungan Juri
1 Gemini 2.5 Flash 93% 15
2 GPT-5 Mini 93% 15
3 GPT-5 87% 15
4 Claude 4 Sonnet 73% 15
5 Gemini 2.5 Flash Lite 40% 15

5 Model Teratas Pendukung Dilema Trem: Tidak Melakukan Apa-apa

# Model Tingkat Dukungan Juri
1 GPT-5 Nano 67% 15
2 Gemini 2.5 Flash Lite 60% 15
3 Claude 4 Sonnet 27% 15
4 GPT-5 13% 15
5 Gemini 2.5 Flash 7% 15
Peringkat Dukungan Bahasa

5 Bahasa Teratas Pendukung Dilema Trem: Menarik Tuas

# Bahasa Tingkat Dukungan Juri
1 العربية 83% 6
2 Bahasa 83% 6
3 English 83% 6
4 Français 83% 6
5 日本語 83% 6

5 Bahasa Teratas Pendukung Dilema Trem: Tidak Melakukan Apa-apa

# Bahasa Tingkat Dukungan Juri
1 Deutsch 83% 6
2 Español 50% 6
3 हिन्दी 33% 6
4 Italiano 33% 6
5 한국어 33% 6